![]() |
Bukit/Gunung Batara |
SIBOLGA MAGAZINE,Tapanuli - Alkisah, menurut legenda Bukit Batara, di antara daratan dan lautan di Teluk Tapanuli dan Pulau Situngkus terdapat sebuah kerajaan. Sang raja dikaruniai seorang anak laki-laki. Jumlah rakyatnya sangatlah sedikit, dikarenakan sulitnya membangun sebuah keluarga sehingga sebagian rakyatnya memilih merantau untuk menemukan calon istri.
Di seberang Pulau Situngkus, di daratan Sumatera, terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Batara. Kerajaan ini didiami banyak penduduk. Para penduduknya berperawakan cantik. Karena usia pangeran sudah cukup matang untuk menikah, maka dia diperintahkan untuk berkelana mencari calon istri.
Pangeran menyeberangi lautan dengan sebuah perahu dan berhenti di sebuah pulau di dataran Sumatera. Di sana terdapat sebuah pancuran tempat orang mandi dan mencuci pakaian. Tampaklah para gadis cantik jelita sedang mencuci, yang membuat pangeran jatuh hati pada seorang gadis yang sedang mandi. Dia gadis yang paling cantik dari semuanya. Ternyata, gadis tersebut adalah salah seorang putri raja dari Kerajaan Batara.
Sang pangeran mengintai sang putri dari pancuran. Begitu pangeran tahu bahwa sang putri adalah putri raja juga, senanglah dia.
“Ternyata dia keturunan kerajaan juga, saya pangeran dan dia seorang putri. Kalau begitu, akan kusampaikan kepada Baginda Raja, supaya mengutus orang untuk melamarnya,” kata pangeran dalam hati. Lalu pulanglah pangeran, kembali ke Pulau Situngkus. Disampaikannyalah, bahwa ada seorang gadis yang memikat hatinya di daerah Sibuluan, tepatnya di Bukit Batara. Mendengar hal itu, senanglah hati orang tuanya.
“Baiklah Ananda, mari kita lamar!” kata raja dengan bijaksana. Diutuslah seseorang, untuk menyampaikan maksud baik dari sang pangeran. Hal ini membuat Raja Batara terkejut, menerima surat lamaran dari utusan Raja Situngkus.
“Baiklah kalau begitu, kami menghargai maksud kedatangan saudara yang diutus oleh sahabat saya Raja Situngkus. Sebelumnya, kami harus mengetahuinya terlebih dahulu, cocok atau tidakkah anak muda itu dengan putri kami yang cantik jelita,” kata Raja Batara.
Legenda Bukit/Gunung Batara Tapanuli.
Ternyata, sang putri tidak menyukainya. Maka dicarilah alasan untuk menolak lamaran itu dengan segala cara, salah satu caranya adalah dengan mengharuskan Raja Situngkus membawa mahar. Mahar yang diminta adalah menyatukan Pulau Sumatera dengan Batu Situngkus serta mengembangkan daerah-daerah hutan yang gersang. Saat itu, orang Situngkus belum memilki pengetahuan seperti itu. Alhasil, marahlah rakyat Situngkus. Mereka beranggapan bahwa hal tidak masuk akal, karena tidak mungkin lautan bersatu dengan daratan. Jika memang sang putri tidak mau, jangan mencari alasan yang tidak masuk akal.
Karena hal itu, terjadilah perang dan ternyata persenjataan Situngkus lebih maju. Mereka sudah memiliki meriam dan macam-macam peralatan lain yang dijadikan alat untuk berperang. Hal itu mengakibatkan Kerajaan Batara mengalami kehancuran. Runtuhlah istana Kerajaan Batara yang ada di bukit sehingga tanahnya menjadi gersang dan yang tampak hanya bebatuan. Sampai sekarang pun kita bisa melihat, bahwa Batara masih tetap gersang sampai sekarang ini. Dari jauh pun terlihat reruntuhan kerajaan yang katanya milik Kerajaan Batara. Itulah kisah kehancuran kerajaan Batara.
Hal ini membuat orang-orang tidak berani ke sana sampai saat ini. Karena katanya, ada sekelompok makhluk halus yang menghuni tempat itu sampai sekarang. Saya ingat ketika masih kecil, pada hari Jumat, orang-orang dari masyarakat itu turun belanja bersama-sama seperti kita juga.
Adanya laci dan tampi-tampi daun membuktikan bahwa lagenda itu memang ada. Karena salah satu almarhum cucu kami yang berumur sebelas tahun dibawa ke Batara saat dia kecil saat kakeknya berada di belakang pintu. Seketika itu, dia dicuri oleh makhluk halus. Saat dia menghilang, kami sekeluarga mencari-cari keberadaannya. Tetapi dia tidak ditemukan juga. Karena sudah lelah mencari, akhirnya kami tidak lagi mencarinya selama beberapa tahun.
Kemudian kami bermimpi bahwa makhluk halus itu meminta tebusan kepala kambing, telur ayam, dan seekor ayam. Beberapa hari kemudian, tampaklah anak itu di belakang pintu. Setelah saya pulang dari sini, terjadi hal-hal aneh dalam perjalanan, hanya butuh waktu dua menit untuk sampai ke Sibolga. Di samping itu, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan saat cicitnya bercerita tentang kejadian itu.
Kerajaan Batara itu sama dengan kerajaan lainnya, ada Raja ada Menterinya juga, seperti halnya di dunia nyata. Memang masa dulu, waktu saya masih kanak-kanak, ada cerita yang mengatakan bahwa ada seorang anak yang diculik makhluk halus. Kami mencari di Sibolga sekitar jam 7 malam. Kami mencari sampai naik ke kolam, karena itu adalah batasnya. Kemudian datanglah orang pintar yang mengatakan bahwa ada syaratnya, dan syarat itu di dalam kios-kios gerobak dorong padahal waktu itu saya masih duduk di sekolah dasar, masih terlintas diingatan saya kami mencari syarat itu namun tak kunjung kami temukan.
Itulah beberapa kisah kerajaan yang ada di Batara dan konon ceritanya, di Batara dulu banyak orang meninggalkan benda-benda gaib. Sampai saat ini banyak peneliti asing mencari tahu daerah itu. Di situ banyak terdapat pohon- pohon besar. Sudah sepuluh tahun melakukan survey namun terhalang oleh sebuah larangan, mereka hanya bisa sampai di hutan lindung saja. Jadi batu Batara itu dari jauh tampak seperti dinding runtuh ketika dilihat saat hari cerah. Banyak hal-hal yang mendukung bahwa legenda itu memang benar adanya seperti yang kami alami.
Silahkan Baca Kebijakan Komentar SIBOLGA MAGAZINE sebelum berkomentar.
EmoticonEmoticon